Analisis kritis terhadap konsep pembangunan dunia ketiga menurut Arief Budiman adalah sebuah kajian yang mendalam terhadap upaya pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Menurut Budiman, konsep pembangunan dunia ketiga seringkali dipandang sebagai sebuah upaya untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, dalam kajiannya, Budiman menyoroti bahwa konsep ini seringkali tidak mampu mengatasi akar permasalahan yang ada di negara-negara tersebut.
Budiman berpendapat bahwa konsep pembangunan dunia ketiga seringkali dipengaruhi oleh kepentingan politik dan ekonomi dari negara-negara maju. Hal ini menyebabkan upaya pembangunan seringkali tidak berpihak kepada masyarakat lokal dan malah memperkuat dominasi negara-negara maju. Budiman juga menyoroti bahwa konsep pembangunan dunia ketiga seringkali mengabaikan keberagaman budaya dan nilai-nilai lokal yang ada di negara-negara tersebut.
Dalam kajiannya, Budiman mengutip pendapat dari Amartya Sen, seorang ekonom dan filsuf asal India, yang berpendapat bahwa pembangunan seharusnya tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga dari peningkatan kualitas hidup dan kebebasan individu. Hal ini menunjukkan pentingnya memperhatikan aspek sosial dan budaya dalam upaya pembangunan di negara-negara dunia ketiga.
Selain itu, Budiman juga merujuk pada pemikiran dari Frantz Fanon, seorang filsuf dan aktivis politik asal Martinique, yang menekankan pentingnya pembebasan dari kolonialisme dan imperialisme dalam upaya pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Menurut Fanon, negara-negara dunia ketiga harus membebaskan diri dari dominasi negara-negara maju agar dapat mencapai pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai lokal.
Dari analisis kritis terhadap konsep pembangunan dunia ketiga menurut Arief Budiman, kita dapat memahami bahwa pentingnya memperhatikan aspek sosial, budaya, dan politik dalam upaya pembangunan. Konsep pembangunan seharusnya tidak hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperhatikan keberagaman budaya dan nilai-nilai lokal yang ada di negara-negara dunia ketiga. Dengan demikian, upaya pembangunan dapat menjadi lebih inklusif dan berdampak positif bagi masyarakat lokal.