Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu ukuran kesejahteraan manusia yang digunakan di era globalisasi saat ini. IPM menjadi acuan penting dalam mengevaluasi kondisi kehidupan manusia di suatu negara, termasuk di Indonesia.
Menurut Dr. Anis Hidayah dari Migrant Care, “IPM merupakan indikator yang mencerminkan kualitas hidup manusia, termasuk dalam hal kesehatan, pendidikan, dan standar hidup yang layak.” Hal ini menunjukkan betapa pentingnya IPM dalam mengukur tingkat kesejahteraan manusia dalam sebuah negara.
Di Indonesia, IPM menjadi alat ukur yang penting dalam menentukan kebijakan pembangunan manusia. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Indonesia pada tahun 2021 mencapai angka 71,39. Meskipun terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya, namun masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan kesejahteraan manusia di Indonesia.
Menurut Kepala BPS Suhariyanto, “Peningkatan IPM harus diimbangi dengan upaya peningkatan pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.” Hal ini menunjukkan bahwa IPM tidak hanya menjadi angka statistik, tetapi juga menjadi instrumen penting dalam merancang kebijakan pembangunan manusia.
Dalam konteks globalisasi, IPM juga menjadi tolok ukur dalam mengukur sejauh mana suatu negara mampu bersaing di pasar global. Menurut Prof. Dr. Emil Salim, “Negara yang mampu meningkatkan IPM-nya akan lebih kompetitif dalam pasar global, karena memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.”
Dengan demikian, IPM menjadi sebuah ukuran kesejahteraan manusia yang tidak bisa diabaikan dalam era globalisasi saat ini. Melalui upaya-upaya peningkatan IPM, diharapkan kesejahteraan manusia di seluruh dunia dapat tercapai secara merata dan berkelanjutan.