Perbandingan Teori Pembangunan Dunia Ketiga Arief Budiman dengan pemikiran lainnya menunjukkan perbedaan pendekatan dalam memahami dan mengatasi masalah pembangunan di negara-negara berkembang. Arief Budiman, seorang intelektual Indonesia, dikenal dengan teorinya yang mempertimbangkan faktor-faktor budaya dan sosial dalam proses pembangunan.
Dalam teorinya, Arief Budiman menekankan pentingnya memahami konteks lokal dalam merancang kebijakan pembangunan. Menurutnya, faktor-faktor seperti adat istiadat, nilai-nilai budaya, dan struktur sosial masyarakat harus dipertimbangkan agar pembangunan dapat berjalan dengan baik. Hal ini berbeda dengan pemikiran lain yang cenderung mengedepankan faktor ekonomi dan teknologi dalam proses pembangunan.
Salah satu pemikiran yang berbeda dengan teori Arief Budiman adalah pemikiran modernisasi yang dikembangkan oleh para ahli Barat. Menurut teori modernisasi, pembangunan dapat dicapai melalui industrialisasi, urbanisasi, dan modernisasi sosial. Namun, kritik terhadap teori modernisasi menyebutkan bahwa pendekatan ini cenderung mengabaikan faktor-faktor budaya dan sosial yang memengaruhi proses pembangunan di negara-negara berkembang.
Selain itu, terdapat juga pemikiran dependensi yang menekankan hubungan antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang dalam proses pembangunan. Menurut teori dependensi, negara-negara berkembang cenderung menjadi objek ketergantungan terhadap negara-negara maju dalam hal ekonomi, politik, dan budaya. Hal ini menimbulkan ketimpangan dan ketidakadilan dalam proses pembangunan.
Dalam konteks perbandingan ini, Arief Budiman menawarkan pendekatan yang lebih holistik dan berbasis budaya dalam memahami dan mengatasi masalah pembangunan di negara-negara berkembang. Menurutnya, pembangunan yang berkelanjutan hanya dapat dicapai jika faktor-faktor budaya dan sosial dipertimbangkan dengan serius.
Dalam sebuah artikel, Prof. Dr. Sri Adiningsih, seorang pakar ekonomi Indonesia, menyatakan bahwa “Teori pembangunan dunia ketiga Arief Budiman memberikan kontribusi yang berharga dalam pemikiran pembangunan di Indonesia. Pendekatannya yang berbasis budaya mampu memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap kompleksitas masalah pembangunan di negara-negara berkembang.”
Dengan demikian, perbandingan antara teori pembangunan dunia ketiga Arief Budiman dengan pemikiran lainnya menunjukkan pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor budaya dan sosial dalam merancang kebijakan pembangunan yang efektif dan berkelanjutan. Kontribusi Arief Budiman dalam bidang ini patut diapresiasi dan dipertimbangkan dalam upaya mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di negara-negara berkembang.